Sumber: TribunNews.
Pada bulan Oktober, cuaca di Indonesia terasa lebih menyengat, terutama pada siang hari. Dilansir dari CNBC Indonesia, Kepala Pusat Meteorologi Publik Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Andri Ramdhani menjelaskan, salah satu faktor utamanya adalah posisi matahari yang berada di sekitar khatulistiwa, sehingga wilayah Indonesia terutama Pulau Jawa mendapatkan paparan sinar matahari langsung yang lebih intens. Selain itu, fenomena El Niño yang terjadi saat ini juga memperburuk kondisi kekeringan, meningkatkan suhu udara secara signifikan. BMKG juga menyebut bahwa minimnya tutupan awan menyebabkan sinar matahari lebih langsung mencapai permukaan bumi, membuat suhu terasa lebih panas.
Sumber: NU Online
Diketahui, bahwa saat ini sebagian besar wilayah Indonesia di selatan ekuator sudah memasuki periode peralihan musim dan sebagian musim kemarau pada periode Oktober dasarian III – November ini. Sehingga kondisi cuaca cerah hingga berawan masih mendominasi pada pagi hingga siang hari.
“Kondisi suhu terik pada siang hari umum terjadi saat peralihan musim, akibat rendahnya perawanan di pagi hingga menjelang siang hari. Diprakirakan pada awal November, akan memasuki musim hujan, sehingga suhu udara akan cenderung menurun dibanding periode ini,” jelas Andri
Untuk melindungi diri dari cuaca yang ekstrem, ada beberapa langkah yang bisa diambil:
- Gunakan pakaian yang ringan dan longgar untuk membantu sirkulasi udara dan mencegah tubuh terlalu panas.
- Tetap terhidrasi dengan minum banyak air putih untuk menggantikan cairan yang hilang akibat keringat.
- Hindari aktivitas fisik berat pada siang hari, terutama saat suhu mencapai puncaknya. Jika hendak berolahraga, utamakan olahraga yang dapat dilakukan dalam ruangan.
- Gunakan tabir surya untuk melindungi kulit dari paparan sinar ultraviolet yang berlebihan.
Sumber: Tirto.id
Mengambil langkah-langkah tersebut penting untuk menjaga kesehatan, terutama saat menghadapi cuaca ekstrem seperti saat ini.