Erupsi gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) terjadi pada Senin dini hari, (4/11). Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Flores Timur, jumlah korban meninggal dunia akibat bencana ini bertambah menjadi 10 orang. Korban-korban tersebut berhasil dievakuasi dari puing-puing bangunan yang hancur akibat letusan dan jatuhan material batuan dari puncak gunung.
Dikutip dari antaranews.com, Fredy Moat Aeng, Kepala Pelaksana BPBD Flores Timur, mengonfirmasi bahwa proses evakuasi masih terus berlangsung. Menurutnya, banyak bangunan yang tertimpa batu-batuan besar yang meluncur dari puncak Gunung Lewotobi, yang menyebabkan korban jiwa dan kerusakan signifikan. “Korban meninggal ini kebanyakan karena tertimpa batu besar yang menembus atap rumah warga,” ujar Fredy, dilansir oleh Antara.
Selain menyebabkan korban jiwa, letusan dari erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki juga menghancurkan sejumlah bangunan, termasuk sebuah gedung sekolah yang terbakar akibat semburan material panas.
Hery Lamawuran, Kepala Dinas Kominfo Flores Timur, menginformasikan bahwa rumah-rumah warga juga mengalami kerusakan, meskipun data kerugian masih dalam proses pengumpulan.
Erupsi ini tercatat pada Senin pagi sekitar pukul 02.48 WITA dengan amplitudo maksimum 17 milimeter dan berlangsung sekitar tiga menit lima detik, sesuai laporan dari Badan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG). Namun, tinggi kolom abu tidak terpantau.
PVMBG telah meningkatkan status Gunung Lewotobi Laki-laki menjadi Level IV (Awas) sejak Minggu, 3 November 2024. Status ini diambil berdasarkan hasil evaluasi aktivitas vulkanik gunung yang menunjukkan peningkatan signifikan sejak 23 Oktober hingga 3 November 2024.
Masyarakat di sekitar gunung diminta tetap waspada terhadap potensi letusan susulan yang bisa terjadi sewaktu-waktu.
Baca juga artikel Jangan Khawatir! Cuaca Panas Indonesia Akan Segera Mereda