Belakangan ini, boneka Labubu semakin ramai diperbincangkan di berbagai kalangan, terutama di antara para kolektor mainan dan penggemar art toys. Karakter unik ini menarik perhatian dengan desainnya yang lucu namun nakal, dengan tubuh mungil, ekspresi jenaka, dan gigi besar yang mencolok. Labubu adalah salah satu figur karakter dari seri The Monsters, karya seniman Kasing Lung, yang menjadi viral dan mendunia. Kesuksesan Labubu tidak terlepas dari peran Pop Mart, sebuah perusahaan Tiongkok yang terkenal dengan mainan art toys. Di bawah pimpinan Wang Ning, Pop Mart berhasil membawa Labubu dari sekadar figur koleksi menjadi fenomena global dengan strategi pemasaran yang cerdas dan inovatif.
Salah satu strategi utama yang digunakan oleh Pop Mart adalah konsep blind box. Dalam skema ini, konsumen membeli kotak mainan tanpa mengetahui varian mana yang akan mereka dapatkan. Ketidakpastian ini menciptakan unsur kejutan dan rasa eksklusivitas, karena setiap varian memiliki kelangkaan yang berbeda-beda. Beberapa figur Labubu dirilis dalam jumlah sangat terbatas, sehingga menjadi incaran kolektor yang rela mengeluarkan uang lebih untuk mendapatkan varian langka. Di pasar sekunder, harga Labubu edisi terbatas bisa mencapai Rp60 juta, yang membuatnya semakin diminati sebagai investasi dan barang koleksi yang bernilai tinggi.
Selain blind box, Pop Mart juga memanfaatkan kekuatan media sosial untuk memperluas jangkauan Labubu. Selebriti seperti Lisa dari BLACKPINK ikut mempopulerkan Labubu dengan membagikan koleksi pribadinya di media sosial, sehingga penggemar K-pop dan kolektor mainan di seluruh dunia tertarik untuk memilikinya. Kolaborasi ini memperluas pengaruh Labubu, menjadikannya simbol status di kalangan kolektor muda, terutama di kawasan Asia.
Sumber: Chatnews.id
Labubu juga sukses menembus pasar global berkat strategi pemasaran digital yang efektif. Di e-commerce, Labubu menjadi salah satu figur koleksi yang paling dicari, dengan angka penjualan yang tinggi. Pop Mart rutin merilis edisi baru dengan menggandeng seniman-seniman ternama, menciptakan hype dan ketertarikan baru di setiap peluncurannya. Mereka juga mengadakan event pameran dan peluncuran produk eksklusif di berbagai negara, memperkuat kehadiran merek ini di pasar internasional.
Sumber: Apps
Dengan strategi pemasaran berbasis kelangkaan, interaksi aktif di media sosial, dan kolaborasi dengan berbagai brand dan selebriti, Pop Mart berhasil menciptakan ekosistem yang membuat Labubu lebih dari sekadar mainan, tetapi sebuah karya seni yang diburu oleh kolektor di seluruh dunia. Kesuksesan ini mencerminkan perubahan tren dalam dunia mainan, di mana art toys seperti Labubu tidak hanya dilihat sebagai objek koleksi, tetapi juga sebagai bentuk investasi kreatif yang berharga.
Foto Feature: RRI