Gerbang baru PIK 2 yang hampir rampung menuai perhatian publik karena ornamen khas Tiongkok yang mencolok. Gerbang ini dihiasi naga emas besar yang kepala dan ekornya menonjol dari struktur gerbang, serta dilengkapi tulisan dalam aksara Tiongkok di bagian atasnya. Dekorasi tersebut menampilkan nuansa budaya Tiongkok yang kuat, mulai dari bentuk naga yang berkelok hingga penggunaan bata merah pada struktur bangunan.
Reaksi masyarakat terhadap gerbang PIK 2 berornamen Tiongkok ini beragam. Sebagian besar kontroversi muncul di media sosial. Beberapa pengguna menyuarakan kekhawatiran bahwa simbol-simbol Tiongkok ini dapat merusak identitas lokal.
Misalnya, seorang pengguna X, @Alexa**, menyatakan, “Dengan desain gerbang seperti ini, seolah Indonesia telah berubah menjadi bagian dari Tiongkok. Sejak kapan, pak @prabowo?”. Mereka yang kritis khawatir PIK 2 bisa menjadi kawasan eksklusif yang mendominasi budaya tertentu, sehingga mengurangi identitas Indonesia yang beragam.
Di sisi lain, ada pula yang mendukung ornamen ini sebagai bentuk inklusivitas budaya. Para pendukung berpendapat bahwa ornamen khas Tiongkok di PIK 2 ini bukanlah ancaman, melainkan usaha untuk menciptakan lingkungan wisata yang merangkul budaya internasional. “Kawasan ini dirancang sebagai pusat wisata dan kuliner,” ujar seorang netizen. Mereka menilai bahwa gerbang ini adalah bagian dari konsep yang lebih luas untuk menarik pengunjung dengan latar belakang budaya berbeda.
Meskipun demikian, kritik terus berdatangan. Beberapa orang mempertanyakan apakah pembangunan yang sepenuhnya didanai swasta ini akan benar-benar bermanfaat bagi masyarakat. Netizen bahkan mengingatkan pemerintah untuk mencegah munculnya “negara dalam negara” di wilayah tersebut dan memastikan proyek besar seperti PIK 2 harus mewakili keberagaman dan keadilan sosial di Indonesia.
Baca juga artikel Tiongkok Perluas Kebijakan Bebas Visa untuk 9 Negara!