Investor asal Tiongkok menunjukkan minat yang besar untuk mengembangkan sektor teknologi di Indonesia. Ketertarikan tersebut dibahas pada acara Business Roundtable yang diselenggarakan oleh Direktorat Asia Timur, Ditjen Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri (Kemlu) bekerja sama dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Beijing di Jakarta pada Selasa (23/7).
Business Roundtable sendiri adalah kegiatan untuk mempromosikan peluang usaha dan regulasinya serta memfasilitasi minat investasi kalangan usaha Tiongkok. Kegiatan ini diikuti oleh 26 perusahaan ternama asal Tiongkok di bidang teknologi, AI, teknologi transportasi, kesehatan, dan venture capital yang berminat kembangkan usahanya di Indonesia.
Rangkaian acara dibuka oleh Sekretaris Jenderal Kemlu RI, Cecep Herawan, yang juga bertindak sebagai pembicara kunci. Dalam sambutannya, Sekjen Cecep Herawan, menegaskan bahwa Indonesia berkomitmen meningkatkan pemanfaatan teknologi dalam pembangunan nasional, dan Tiongkok adalah mitra strategis yang juga salah satu pusat pengembang teknologi dunia.
“Dengan besarnya potensi ekonomi yang dimiliki dan komitmen kuat pemerintah untuk meningkatkan kualitas iklim usaha, Indonesia semakin menjadi pilihan yang tepat bagi investor asing, termasuk Tiongkok, untuk bekerja sama dan berinvestasi, termasuk sektor teknologi,” ujar Sekjen Cecep.
Sementara itu, Duta Besar (Dubes) KBRI Beijing, Djauhari Oratmangun, optimis terhadap potensi kerja sama kedua negara, khususnya kerja sama bidang ekonomi, perdagangan dan investasi.
“Selama 10 tahun terakhir, kerja sama ekonomi, khususnya perdagangan dan investasi kedua negara tumbuh pesat, dengan perdagangan menurut data Bea Cukai Tiongkok mencapai USD 138 miliar di tahun 2023. Sementara investasi tahun 2023 mencapai USD 7,4 miliar,” ujar Dubes Djauhari.
Sebagai negara yang sudah lama menjalin kerja sama dengan Tiongkok, Indonesia menawarkan berbagai peluang menjanjikan bagi kalangan usaha Tiongkok untuk berinvestasi dan mendukung program hilirisasi industri dan transisi energi di Tanah Air, termasuk percepatan pembangunan ekosistem kendaraan listrik di mana Indonesia menawarkan berbagai insentif yang menarik.
Selain itu, membahas perihal regulasi, Direktur Promosi Investasi Asia Timur, Selatan, Timteng dan Afrika Kementerian Investasi/BKPM, Cahyo Purnomo memaparkan berbagai kebijakan fiskal dan insentif yang ditawarkan bagi investor asing seperti tax holiday, tax allowance, super deduction dan import allowance. Indonesia juga menjadi tujuan investasi prospektif dengan meningkatnya daya saing Indonesia secara global dari peringkat 34 ke 27 berdasar IMD World Competitiveness.
Foto-foto: KBRI Beijing