PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) telah mengajukan Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 1,8 triliun untuk Tahun 2025. Modal ini akan digunakan untuk membeli Kereta Rel Listrik (KRL) dari Tiongkok. Dikutip dari Antara News, dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI di Jakarta pada hari Selasa, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT KAI, Salusra Wijaya, menyatakan bahwa suntikan dana ini bertujuan untuk mengganti kereta komuter yang telah berusia lebih dari 30 tahun dan menambah kapasitas transportasi di Jabodetabek.
Angka Penumpang KRL terus Mengalami Kenaikan
Volume penumpang KRL di Jabodetabek telah meningkat setiap tahun. Sepanjang tahun 2023, rata-rata jumlah pengguna komuter Jabodetabek pada hari kerja mencapai 830 ribu orang per hari. Hingga Juni 2024, rata-rata pengguna harian meningkat menjadi 987 ribu. Diperkirakan, jumlah penumpang akan terus naik setiap tahunnya dengan rata-rata kenaikan sebesar 6 persen per tahun antara 2024 hingga 2027.
KAI Alami Kekurangan Angkutan KRL
Saat ini, PT KAI hanya memiliki 108 rangkaian kereta, dengan 17 rangkaian diantaranya harus menjalani perawatan dan peremajaan. Sehingga hanya menyisakan 89 rangkaian kereta dari 101 rangkaian yang seharusnya dapat beroperasional hingga akhir tahun 2024. Oleh sebab itu, pihak KAI menilai bahwa ketersediaan angkutan baru menjadi kebutuhan yang mendesak.
Rencana Pembelian KRL dari Tiongkok
Untuk memenuhi ketersediaan angkutan KRL Jabodetabek, PT KAI berencana mendatangkan tiga train set baru dari Tiongkok pada awal 2025. Setiap train set terdiri dari empat kereta yang akan meningkatkan kapasitas transportasi di Jabodetabek. Selain itu, delapan kereta pengganti retrofit juga akan didatangkan pada pertengahan tahun 2025.
Penambahan kereta baru tentunya diharapkan dapat memberikan manfaat yang baik untuk kenyamanan dan keselamatan penumpang KRL. Penambahan kereta akan meningkatkan kapasitas transportasi, sehingga masyarakat dapat lebih mudah dan cepat mencapai tujuan.
Foto Feature: Kompas