Bulan Agustus 2024 menjadi bulan yang penuh waspada bagi masyarakat Indonesia, terutama di wilayah selatan Pulau Jawa dan sekitarnya. Beberapa gempa bumi dengan kekuatan bervariasi telah terjadi di berbagai daerah, termasuk Gunung Kidul, Yogyakarta, dan pesisir selatan Jawa Barat. Rentetan gempa ini memicu kekhawatiran di kalangan masyarakat dan para ahli, terutama terkait potensi gempa megathrust yang telah lama diprediksi oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Senin (26/8) gempa berkekuatan 5,2 skala Richter mengguncang wilayah Gunung Kidul, dengan pusat gempa berada di laut, sekitar 120 kilometer barat daya Wonosari. Meskipun gempa ini tidak menimbulkan kerusakan besar, getaran cukup kuat dirasakan hingga Yogyakarta, Klaten, dan sebagian wilayah Jawa Tengah. Selain itu, gempa juga dirasakan di wilayah pesisir selatan Jawa Barat, termasuk Sukabumi dan Pelabuhan Ratu, yang mengguncang dengan kekuatan sekitar 4,8 skala Richter. BMKG juga melaporkan terjadi gempa di Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat, yang pusatnya berada di darat. BMKG menyatakan pusat gempa terkini dua menit yang lalu berkekuatan M 3.0 di Barat Daya Tasikmalaya, Jawa Barat, dengan kedalaman 10 km. Waktu terjadinya gempa Tasikmalaya pada pukul 16:56 WIB.
Selasa (27/8/) beberapa wilayah Indonesia kembali digetarkan gempa. Hingga pukul 20.30 WIB, terjadi tiga kali gempa di Indonesia. Selasa (27/8/2024) kembali digetarkan lindu. Hingga pukul 20.30 WIB, terjadi tiga kali gempa hari ini di Indonesia. BMKG melaporkan, gempa pertama menggetarkan pagi pukul 09:13:32 WIB di wilayah Luwuk Timur, Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) berkekuatan M 3,9. Kemudian pada pukul 09:15:17 WIB, gempa bumi terjadi di wilayah Tanimbar, Provinsi Maluku. Lindu dirasakan MMI (Modified Mercalli Intensity) II-III di Saumlaki serta MMI III di Tepa dan Babar Timur berkekuatan M 6,2. Lalu pada pukul 09:40:39 WIB, lindu membuat wilayah Tambolaka, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Pusat gempa berada di laut 44 kilometer barat laut Kodi dengan M 4,9.
Kemudian Rabu (28/8), Gempa bumi terjadi di selatan pulau Jawa Pukul 05:18 dengan magnitudo 4.0. Pusat gempa itu terletak di 109 kilometer tenggara Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Gempa bumi bermagnitudo (M) 3,1 juga mengguncang Maumere, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) pukul 03:33 WIB (04:33 WITA).
Menurut BMKG, sebagian gempa ini merupakan bagian dari serangkaian aktivitas seismik yang terjadi di sepanjang zona subduksi megathrust di selatan Pulau Jawa. Zona megathrust ini adalah area pertemuan antara lempeng Indo-Australia dan lempeng Eurasia, yang menyimpan energi besar dan berpotensi melepaskan gempa bumi dengan magnitudo yang sangat besar. Dalam beberapa dekade terakhir, para ahli telah memperingatkan bahwa potensi gempa megathrust di wilayah ini bisa mencapai kekuatan di atas 8,0 skala Richter, yang berpotensi memicu tsunami.
Dr. Dwikorita Karnawati, Kepala BMKG, menjelaskan bahwa gempa-gempa yang terjadi di bulan Agustus ini dapat dianggap sebagai bagian dari akumulasi energi di zona megathrust tersebut. Namun, ia juga menekankan bahwa meskipun rentetan gempa ini bisa menjadi indikator peningkatan aktivitas seismik, tidak ada metode pasti yang dapat memprediksi kapan dan di mana tepatnya gempa megathrust akan terjadi.
Sebagai langkah antisipasi, BMKG telah meningkatkan pemantauan seismik di wilayah-wilayah rawan gempa, terutama di sepanjang pantai selatan Pulau Jawa, Sumatera, dan Bali-Nusa Tenggara. Peringatan dini dan edukasi tentang mitigasi bencana juga terus digalakkan, dengan harapan masyarakat dapat lebih siap dalam menghadapi kemungkinan terburuk.
Pemerintah daerah di beberapa wilayah, termasuk Yogyakarta dan Jawa Barat, telah menghimbau warganya untuk tetap waspada dan mempersiapkan diri menghadapi gempa yang mungkin terjadi. Masyarakat di wilayah pesisir diminta untuk memperhatikan peringatan dini tsunami dan segera melakukan evakuasi jika diperlukan.
Meskipun situasi saat ini belum memerlukan evakuasi massal, warga diharapkan untuk selalu waspada dan memahami langkah-langkah mitigasi bencana yang tepat. BMKG juga mengingatkan agar tidak mudah terpancing oleh informasi yang tidak resmi dan memastikan sumber informasi yang diakses adalah dari lembaga resmi seperti BMKG.
Potensi gempa megathrust di Indonesia memang menjadi ancaman nyata, namun dengan persiapan yang baik dan peningkatan kesadaran masyarakat, dampak dari bencana ini dapat diminimalisir. Masyarakat dihimbau untuk selalu memperbarui informasi dari BMKG dan berpartisipasi dalam upaya-upaya mitigasi bencana yang dilakukan oleh pemerintah setempat.