Ilustrasi Lelah Bekerja (Sumber: Freepik)
“Jam koma” menjadi istilah populer di media sosial, terutama di kalangan Gen Z. Istilah ini menggambarkan kondisi saat tubuh sudah lelah, tetapi otak masih terus bekerja, membuat seseorang sulit beristirahat meskipun membutuhkan. Fenomena ini sering muncul di tengah kehidupan sibuk dan padat aktivitas, di mana seseorang terjebak dalam ketidaksinkronan antara fisik dan mental.
Orang yang mengalami jam koma biasanya menunjukkan tanda-tanda seperti melamun, salah ucap, hingga sering typo dalam pesan atau percakapan. Jawaban yang tidak relevan dan pandangan kosong juga sering menjadi ciri khas kondisi ini. Meski terkesan ringan, jam koma sebenarnya mencerminkan kelelahan mendalam akibat tuntutan hidup modern yang serba cepat.
Gen Z merespons fenomena ini dengan cara kreatif di platform seperti TikTok dan X, menggunakan istilah jam koma sebagai bentuk ekspresi tentang pentingnya istirahat di tengah kesibukan. Fenomena ini juga mengingatkan kita akan pentingnya menjaga keseimbangan antara aktivitas dan waktu rehat, sebab kelelahan yang berkelanjutan bisa berdampak buruk pada kesehatan fisik dan mental.
Postingan Tiktok terkait Jam Koma (Sumber: Tangkapan Layar Tiktok @brandedcuan)
Selain itu, faktor seperti stres, kurang tidur, dan kebiasaan buruk sebelum tidur turut memperparah kondisi ini. Penggunaan perangkat elektronik secara berlebihan, misalnya, dapat mengganggu pola tidur dan membuat otak sulit “berhenti” bekerja. Pada akhirnya, fenomena jam koma menjadi pengingat bahwa di tengah tuntutan produktivitas, penting bagi kita untuk mendengarkan tubuh dan memberi waktu istirahat yang cukup agar keseimbangan hidup tetap terjaga.